Bahagia di Dalam cobaan
Katakan hidup Anda berat, cobaan datang tanpa henti, ada satu pikiran yang harus kita hilangkan agar kita tetap tegar dan bahagia menghadapi kehidupan tersebut dan tidak salah arah dalam menyikapi sebuah penderitaan.
Apakah pikiran yang harus kita hindarkan tersebut?
Ya, ada satu paradigma yang sering membuat kita semakin menderita bila sedang dicoba dengan masalah, yaitu paradigma atau pandangan yang menganggap bahwa sebab kita mendapat masalah adalah karena kita sedang DIHUKUM akibat dosa-dosa kita.
Jadi semakin berat masalah, semakin terpuruk kita dalam kesedihan dan penyesalan tiada habis akan kemungkinan "dosa" yang telah kita lakukan di waktu lampau kita. Semakin berat masalah, semakin panik kita akan kemungkinan dosa besar tak terampuni yang mungkin menjadi penyebab dari masalah tersebut.
Boleh saya tenangkan diri Anda, pembaca semua, bahwa TUHAN tidak sedang menghukum kita dengan semua masalah yang terjadi pada kita.
Bahwa semua penderitaan Anda bukanlah sebuah hukuman. Sekali lagi, penderitaan hidup bukan hukuman.
Sebaliknya, dengan masalah hidup yang sedang diberikan-Nya pada kita, Tuhan sedang menyiapkan kita untuk sesuatu yang lebih besar. Masalah yang kita hadapi adalah sebuah pelajaran agar kita bisa naik kelas.
Saya juga sering dicekoki petuah bahwa doa kita tidak akan terkabul bila kita banyak dosa.
Pandangan ini mungkin benar (saya bilang, cuma mungkin), tapi pandangan ini SANGAT SEMPIT dan dengan gegabah telah berani-beraninya menafsirkan maksud baik Tuhan.
Arti kata Rabb atau Tuhan dalam kata Allah sebagai Rabbul'alamin alias Tuhan Semesta Alam, andaikata kita tahu, sebenarnya mengandung makna YANG MAHA KUASA MENDIDIK, MENUMBUHKAN & MENJAGA. (Sumber: Al Qur'an & Terjemahnya, Revisi Terbaru, Departemen Agama RI, juz 1, hal 3)
Artinya, dengan segala yang DIA takdirkan untuk terjadi pada kita, DIA pada esensinya sedang MENDIDIK kita agar kita bisa TERUS BERTUMBUH.
Karena memang itulah tujuan Tuhan menaruh kita di dunia ini, agar kita LEARN and GROW from the lessons that HE gives us.
Agar kita manusia ini belajar dari semua pengalaman hidupnya dan karenanya bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok yang lebih baik.
Dan sesungguhnya, apapun yang terjadi pada kita, kita selalu ada dalam penjagaan Tuhan.
Pelajaran Hidup
Agak sedikit menyimpang tapi relevan adalah contoh kasus Palestina. Kalau Tuhan "mau" bukannya mudah menyelesaikan konflik yang sudah puluhan tahun itu?
Bukannya orang Palestina juga pasti sudah berdoa memohon pertolongan Tuhan?
Tetapi kenapa masalahnya tidak selesai seperti skenario bayangan kita? Kenapa orang Palestina tidak juga ditolong-NYA?
Salah. Pandangan seperti ini salah besar.
Di setiap saatnya kita sebenarnya selalu ditolong Allah. Cuma dia memakai cara-Nya sendiri yang sering tidak kita pahami.
Itulah cara TUHAN mendidik umat-NYA termasuk kita dalam kehidupan sehari-hari, termasuk mereka yang di Palestina, untuk belajar dari pengalaman mereka sendiri, termasuk misalnya tentang pahitnya perang, sehingga mereka bisa tumbuh menjadi pribadi yang memilih untuk menciptakan perdamaian.
Selama pelajaran tersebut belum ditangkap oleh umat-Nya, Dia akan terus mengirimkan pelajaran yang sama.
Karena itulah sering kita lihat ada orang yang mengalami hal/masalah yang sama berulang kali. Karena pelajaran yang ingin disampaikan Tuhan melalui terjadinya masalah tersebut yang pertama kali dulu belum berhasil dia tangkap.
Tuhan akan dengan sabar terus mengirimi kita "pelajaran" untuk mendidik kita sampai kita mengerti betul apa isyarat-Nya.
Kalau Anda mengalami masalah dengan hutang, mungkin ada sesuatu yang ingin Tuhan sampaikan dalam hal ini.
Kita seringkali melihat segala sesuatu dari paradigma lama yang hanya hitam dan putih, sehingga kesannya yang salahlah yang dihukum.
TIDAK.
Dia sedang mendidik kita sebagaimana sifatnya sebagai RABB (Tuhan Pendidik, Penumbuh & Penjaga Alam Semesta) tadi.
Growing Pains
Dan pertumbuhan itu memang seringkali menyakitkan, lho.
Anda mungkin masih ingat ketika gigi geraham bungsu Anda tumbuh? (Anda pasti sudah besar saat itu kan?). Bagaimana rasanya, sangat sakit dan tidak nyaman, kan, badan sampai meriang alias panas dingin, padahal kita tidak sedang sakit. Hanya sedang tumbuh gigi.
Karena, untuk gigi tersebut bisa nongol ke permukaan, dia harus menembus gusi Anda terlebih dahulu. Proses tumbuh ini yang menyakitkan.
Kalau memakai analogi dari dunia flora, biji yang kita tanam saja juga harus mengalami ditimbun tanah. Terpapar terik matahari. Disiram air hujan. Terkena pahitnya pupuk. Dan akhirnya harus pecah kalau dia mau tumbuh dan berkembang jadi sebuah tanaman.
bouncing ball
Sementara, sebuah bola basket harus membentur tanah dulu dengan keras untuk bisa naik melambung tinggi ke atas.
Besi harus dibakar api ribuan derajat panasnya, dipukul dan ditempa dengan keras dengan palu besi besar, dipanasi lagi, lalu panas-panas langsung dicelupkan dinginnya air, ditempa lagi, dan seterusnya, sebelum bisa berubah menjadi sebilah pisau yang berguna untuk manusia.
Itu semua sama seperti kita.
Kita harus belajar dari perih dan pahitnya kehidupan untuk menjadi sosok yang lebih baik.
Percayalah Tuhan sedang menyiapkan sesuatu yang besar untuk Anda.
Anda tidak sedang melakukan sesuatu yang salah.
Anda tidak sedang dihukum.
Sebaliknya, karena Anda telah meminta bahwa kondisi kehidupan Anda berubah (ke arah yang lebih baik), bersyukurlah ini terjadi.
Proses pembuka perubahan yang terasa menyakitkan ini adalah awal dari hidup baru yang telah Anda minta tadi.
Biji perubahan yang Anda tanam tadi sedang disiapkan untuk tumbuh.
Besinya sedang diolah menjadi pisau.
Teruslah meminta dan percaya, percaya pada kehendak Tuhan, pada pemberian-Nya.
Ingatlah selalu dan yakini semua janji-Nya termasuk untuk selalu menjaga dan menolong Anda bila mengalami masalah apapun:
"Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah amat dekat."
~ Q ur'an: Al Baqarah: 214
"Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada."
~ Q ur'an: Al Hadid: 4
Juga coba baca lagi janji Tuhan yang saya jadikan inspirasi sukses halaman ini:
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
... sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan ...
~ Q ur'an: Alam Nasyrah: 5 - 6 ~
Sebuah janji dengan penuh penekanan (memakai kata "Sesungguhnya") diulang lagi sama persis dalam dua ayat berbeda yang berurutan.
Tuhan tahu benar bahwa naluri manusia adalah memang sering ragu, cemas, was-was dan tidak yakin/percaya. Jadi sering sekali dalam kitab-Nya, perintah-perintah tertentu diulang-ulang dan ditekankan. Seperti yang satu ini.
Nah, Anda masih cemas juga?
Jangan ya.
Apa yang terjadi pada Anda semua ini sudah direncanakan-Nya, agar kita terus tumbuh dan berkembang. Agar kehidupan kita lebih baik lagi dari sekarang.
http://www.suksestotal.com/
Relax and have some fun. Anda sedang dalam penjagaan-Nya.
Baca ulang buku doa Anda, lalu centang hal-hal yang sudah dikabulkan-Nya. Syukuri itu.
Lalu tulis permintaan lebih banyak lagi dan lagi.
Sinergikan dengan memberi dan terus percaya.
Apakah pikiran yang harus kita hindarkan tersebut?
Ya, ada satu paradigma yang sering membuat kita semakin menderita bila sedang dicoba dengan masalah, yaitu paradigma atau pandangan yang menganggap bahwa sebab kita mendapat masalah adalah karena kita sedang DIHUKUM akibat dosa-dosa kita.
Jadi semakin berat masalah, semakin terpuruk kita dalam kesedihan dan penyesalan tiada habis akan kemungkinan "dosa" yang telah kita lakukan di waktu lampau kita. Semakin berat masalah, semakin panik kita akan kemungkinan dosa besar tak terampuni yang mungkin menjadi penyebab dari masalah tersebut.
Boleh saya tenangkan diri Anda, pembaca semua, bahwa TUHAN tidak sedang menghukum kita dengan semua masalah yang terjadi pada kita.
Bahwa semua penderitaan Anda bukanlah sebuah hukuman. Sekali lagi, penderitaan hidup bukan hukuman.
Sebaliknya, dengan masalah hidup yang sedang diberikan-Nya pada kita, Tuhan sedang menyiapkan kita untuk sesuatu yang lebih besar. Masalah yang kita hadapi adalah sebuah pelajaran agar kita bisa naik kelas.
Saya juga sering dicekoki petuah bahwa doa kita tidak akan terkabul bila kita banyak dosa.
Pandangan ini mungkin benar (saya bilang, cuma mungkin), tapi pandangan ini SANGAT SEMPIT dan dengan gegabah telah berani-beraninya menafsirkan maksud baik Tuhan.
Arti kata Rabb atau Tuhan dalam kata Allah sebagai Rabbul'alamin alias Tuhan Semesta Alam, andaikata kita tahu, sebenarnya mengandung makna YANG MAHA KUASA MENDIDIK, MENUMBUHKAN & MENJAGA. (Sumber: Al Qur'an & Terjemahnya, Revisi Terbaru, Departemen Agama RI, juz 1, hal 3)
Artinya, dengan segala yang DIA takdirkan untuk terjadi pada kita, DIA pada esensinya sedang MENDIDIK kita agar kita bisa TERUS BERTUMBUH.
Karena memang itulah tujuan Tuhan menaruh kita di dunia ini, agar kita LEARN and GROW from the lessons that HE gives us.
Agar kita manusia ini belajar dari semua pengalaman hidupnya dan karenanya bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok yang lebih baik.
Dan sesungguhnya, apapun yang terjadi pada kita, kita selalu ada dalam penjagaan Tuhan.
Pelajaran Hidup
Agak sedikit menyimpang tapi relevan adalah contoh kasus Palestina. Kalau Tuhan "mau" bukannya mudah menyelesaikan konflik yang sudah puluhan tahun itu?
Bukannya orang Palestina juga pasti sudah berdoa memohon pertolongan Tuhan?
Tetapi kenapa masalahnya tidak selesai seperti skenario bayangan kita? Kenapa orang Palestina tidak juga ditolong-NYA?
Salah. Pandangan seperti ini salah besar.
Di setiap saatnya kita sebenarnya selalu ditolong Allah. Cuma dia memakai cara-Nya sendiri yang sering tidak kita pahami.
Itulah cara TUHAN mendidik umat-NYA termasuk kita dalam kehidupan sehari-hari, termasuk mereka yang di Palestina, untuk belajar dari pengalaman mereka sendiri, termasuk misalnya tentang pahitnya perang, sehingga mereka bisa tumbuh menjadi pribadi yang memilih untuk menciptakan perdamaian.
Selama pelajaran tersebut belum ditangkap oleh umat-Nya, Dia akan terus mengirimkan pelajaran yang sama.
Karena itulah sering kita lihat ada orang yang mengalami hal/masalah yang sama berulang kali. Karena pelajaran yang ingin disampaikan Tuhan melalui terjadinya masalah tersebut yang pertama kali dulu belum berhasil dia tangkap.
Tuhan akan dengan sabar terus mengirimi kita "pelajaran" untuk mendidik kita sampai kita mengerti betul apa isyarat-Nya.
Kalau Anda mengalami masalah dengan hutang, mungkin ada sesuatu yang ingin Tuhan sampaikan dalam hal ini.
Kita seringkali melihat segala sesuatu dari paradigma lama yang hanya hitam dan putih, sehingga kesannya yang salahlah yang dihukum.
TIDAK.
Dia sedang mendidik kita sebagaimana sifatnya sebagai RABB (Tuhan Pendidik, Penumbuh & Penjaga Alam Semesta) tadi.
Growing Pains
Dan pertumbuhan itu memang seringkali menyakitkan, lho.
Anda mungkin masih ingat ketika gigi geraham bungsu Anda tumbuh? (Anda pasti sudah besar saat itu kan?). Bagaimana rasanya, sangat sakit dan tidak nyaman, kan, badan sampai meriang alias panas dingin, padahal kita tidak sedang sakit. Hanya sedang tumbuh gigi.
Karena, untuk gigi tersebut bisa nongol ke permukaan, dia harus menembus gusi Anda terlebih dahulu. Proses tumbuh ini yang menyakitkan.
Kalau memakai analogi dari dunia flora, biji yang kita tanam saja juga harus mengalami ditimbun tanah. Terpapar terik matahari. Disiram air hujan. Terkena pahitnya pupuk. Dan akhirnya harus pecah kalau dia mau tumbuh dan berkembang jadi sebuah tanaman.
bouncing ball
Sementara, sebuah bola basket harus membentur tanah dulu dengan keras untuk bisa naik melambung tinggi ke atas.
Besi harus dibakar api ribuan derajat panasnya, dipukul dan ditempa dengan keras dengan palu besi besar, dipanasi lagi, lalu panas-panas langsung dicelupkan dinginnya air, ditempa lagi, dan seterusnya, sebelum bisa berubah menjadi sebilah pisau yang berguna untuk manusia.
Itu semua sama seperti kita.
Kita harus belajar dari perih dan pahitnya kehidupan untuk menjadi sosok yang lebih baik.
Percayalah Tuhan sedang menyiapkan sesuatu yang besar untuk Anda.
Anda tidak sedang melakukan sesuatu yang salah.
Anda tidak sedang dihukum.
Sebaliknya, karena Anda telah meminta bahwa kondisi kehidupan Anda berubah (ke arah yang lebih baik), bersyukurlah ini terjadi.
Proses pembuka perubahan yang terasa menyakitkan ini adalah awal dari hidup baru yang telah Anda minta tadi.
Biji perubahan yang Anda tanam tadi sedang disiapkan untuk tumbuh.
Besinya sedang diolah menjadi pisau.
Teruslah meminta dan percaya, percaya pada kehendak Tuhan, pada pemberian-Nya.
Ingatlah selalu dan yakini semua janji-Nya termasuk untuk selalu menjaga dan menolong Anda bila mengalami masalah apapun:
"Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah amat dekat."
~ Q ur'an: Al Baqarah: 214
"Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada."
~ Q ur'an: Al Hadid: 4
Juga coba baca lagi janji Tuhan yang saya jadikan inspirasi sukses halaman ini:
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
... sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan ...
~ Q ur'an: Alam Nasyrah: 5 - 6 ~
Sebuah janji dengan penuh penekanan (memakai kata "Sesungguhnya") diulang lagi sama persis dalam dua ayat berbeda yang berurutan.
Tuhan tahu benar bahwa naluri manusia adalah memang sering ragu, cemas, was-was dan tidak yakin/percaya. Jadi sering sekali dalam kitab-Nya, perintah-perintah tertentu diulang-ulang dan ditekankan. Seperti yang satu ini.
Nah, Anda masih cemas juga?
Jangan ya.
Apa yang terjadi pada Anda semua ini sudah direncanakan-Nya, agar kita terus tumbuh dan berkembang. Agar kehidupan kita lebih baik lagi dari sekarang.
http://www.suksestotal.com/
Relax and have some fun. Anda sedang dalam penjagaan-Nya.
Baca ulang buku doa Anda, lalu centang hal-hal yang sudah dikabulkan-Nya. Syukuri itu.
Lalu tulis permintaan lebih banyak lagi dan lagi.
Sinergikan dengan memberi dan terus percaya.
0 Response to "Bahagia di Dalam cobaan"
Posting Komentar