Revolusi Mental

Revolusi Mental Ternyata Teori Karl Marx, Bapak Sosialis-Komunis

Istilah REVOLUSI MENTAL pertama kali dipopulerkan oleh Bapak Sosialis-Komunis Dunia yang bernama KARL MARX,dimana pemikirannya sangat Banyak dipengaruhi oleh Filosofis Atheis Young Hegelian yang sangat terkenal di Berlin, Bahkan KARL MARX muda waktu itu aktif di perkumpulan Pemuda Hegelian yang merupakan kelompok Ekstrim kiri anti Agama yang beranggotakan para Dosen Muda dan pemuda ekstrim kiri,istilah REVOLUSI MENTAL ini dibuat untuk program Cuci Otak dalam pengembangan faham Sosialis-Komunis dikawasan eropa yang kapitalis, karena Agama yang dogmatis dianggap sebagai penghambat dalam pengembangan faham Komunis .

Istilah REVOLUSI MENTAL juga dipakai oleh pendiri Partai Komunis China yang bernama CHEN DUXIU bersama temannya yang bernama LI DAZHAO sebagai doktrin dan cuci otak kepada para Buruh dan Petani dalam menentang kakaisaran China.

Di Indonesia istilah REVOLUSI MENTAL istilah ini mulai dipakai oleh seorang pemuda asal Belitung yang bernama AHMAD AIDIT anak dari ABDULLAH AIDIT dan kemudian mengganti namanya menjadi DIPA NUSANTARA AIDIT ( DN AIDIT ) dan ketika ayahnya bertanya kenapa namamu diganti ?

AIDIT menjawab saatnya “REVOLUSI MENTAL” dimulai dengan mengganti hal-hal yang akan menghambat pergerakan, termasuk nama AHMAD yang berbau Agama harus dibuang.

Setelah DN AIDIT terpilih jadi ketua PKI, Aidit sukses menerapkan istilah REVOLUSI MENTAL kepada para Kader PKI,dan ormas2 PKI lainnya seperti PEMUDA RAKYAT, BARISANTANI INDONESIA, GERWANI , SOBSI DAN LEKRA yang dianggap sebagai simbol perlawanan kepada kaum Feodalis..

Virus sekulerisme adalah pemikiran yang memisahkan agama dari kehidupan, ini sangat berbahaya, karenanya umat Islam harus memperjuangkan agar Indonesia jangan sampai jadi negeri sekuler. Demikian dikatakan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab saat berceramah di Masjid Nurul Huda, Cibuluh Tanah Sareal, Kota Bogor, Rabu malam (25/3/2015).

“Di Turki sekitar 30 tahun lalu, agama dipinggirkan. Pegawai negeri, guru itu tidak boleh pakai jilbab, bahkan acara kenegaraan tidak boleh mengucapkan salam. Nah kedepan Indonesia bisa jadi akan seperti itu, karenanya umat Islam harus menjaga negeri ini dari bahaya sekulerisme,” ujar Habib Rizieq.

Kemudian, kata Habib Rizieq, ada juga virus Agnotitisme, yaitu virus liberal yang melepaskan diri dari kebenaran agama dantidak peduli dengan ajaran agama, sehingga halal haram tidak lagi menjadi standar ukur kebenaran. Virus ini menimbulkan penyakit Materialisme, yang mengukur sesuatu dengan materi.

“Contoh Materialisme adalah minuman keras (miras). Dalam Islam jelas itu haram,tidak boleh diminum dan diperjualbelikan. Tapi kata pemerintah, pabrik miras itu menyerap tenaga kerja, pajaknya tinggi buat devisa negara sehingga menguntungkan negara, maka miras adalah bagus untuk kepentingan materi. Kenapa bisa demikian, karena negara tidakpeduli dengan agama, tidak mau aturan halal haram,” jelas Habib Rizieq.

Selain itu, lanjut Habib Rizieq, yang lebih bahaya adalah virus Atheisme yang menolak keberadaan Tuhan dan melepaskan manusia dari ajaran agama. Di Indonesia, paham anti Tuhan dikembangkan sejak dahulu oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).

“Pada tahun 1955, pemerintah menggelar pemilu pertama kali dan PKI ikut pemilu. Mereka dimana-mana kampanye, dan jargon mereka ketika itu adalah revolusi mental,” ungkap Habib Rizieq.

“Dan ternyata, revolusi mental adalah teori Karl Marx, bapak Sosialis-Komunis. Dia mengatakan, manusia yang beragama itu jiwanya terbelenggu, terpasung, terjajah. Maka manusia harus berusaha membebaskan mentalnya dari belenggu agama. Sudah saatnya dunia melakukan revolusi mental” tambahnya.

Sumber: https://alifalghifary.wordpress.com

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Revolusi Mental"